Minggu, 10 September 2017

Magnetic Resonance Imaging

               Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi semakin maju, khususnya dalam bidang kedokteran. Semua Dokter sudah menggunakan alat alat kesehatan dengan canggih. Dengan adanya perkembangan teknologi memudahkan para Dokter.

Pengertian Magnetic Resonance Imaging  ( MRI )

                Magnetic Resonance Imaging yang disingkat dengan MRI adalah suatu alat diagnostik mutahir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X ataupun bahan radioaktif. Hasil pemeriksaan MRI adalah berupa rekaman gambar potongan penampang tubuh/organ manusia dengan menggunakan medan magnet. Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik penggambaran MRI, antara lain:
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat

Kelebihan MRI dibandingkan dengan CT-Scan

1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti otak, sumsum tulang serta muskuloskeletal
2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas
3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi pasien
5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion




Ada juga kelebihan dari MRI yaitu            :
1. Tidak menggunakan sinar pengion.
2. Tidak berbahaya.
3. Tidak menimbulkan rasa sakit.

Jenis Pemeriksaan Sesuai 

1. Pemeriksaan kepala untuk melihat kelainan pada: kelenjar pituitary, lobang telinga       dalam, rongga mata, sinus.
2. Pemeriksaan otak untuk mendeteksi : stroke / infark, gambaran fungsi otak,                   pendarahan, infeksi; tumor, kelainan bawaan, kelainan pembuluh darah seperti             aneurisma, angioma,  proses degenerasi, atrofi.
3. Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat proses Degenerasi (HNP), tumor,               infeksi, trauma, kelainan bawaan.
4. Pemeriksaan Musculo-skeletal untuk organ : lutut, bahu , siku, pergelangan tangan,       pergelangan kaki , kaki , untuk mendeteksi robekan tulang rawan, tendon, ligamen,       tumor, infeksi/abses dan lain lain.
5. Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati , ginjal, kantong dan saluran empedu,           pakreas, limpa, organ ginekologis, prostat, buli-buli. pemeriksaan Thorax untuk melihat : paru –paru, jantung.

Penata Pelaksanaan MRI

1. Persiapan console yaitu memprogram identitas pasien seperti nama, usia dan lain-lain, mengatur posisi tidur pasien sesuai dengan obyek yang akan diperiksa
2. Memilih jenis koil yang akan digunakan untuk pemeriksaan, misalnya untuk pemeriksaan kepala digunakan Head coil, untuk pemeriksaan tangan, kaki dan tulang belakang digunakan Surface coil
3. Memilih parameter yang tepat, misalnya untuk citra anatomi dipilih parameter yang Repetition Time dan Echo Time pendek, sehingga pencitraan jaringan dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan berwarna hitam
4. Untuk citra pathologis dipilih parameter yang Repetition Time dan Echo Time panjang, sehingga misalnya untuk gambaran cairan serebro spinalis dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan tampak berwarna putih. Untuk kontras citra antara, dipilih parameter yang time repetition panjang dan time echo pendek sehingga gambaran jaringan dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan tampak berwarna abu-abu
5. Untuk mendapatkan hasil gambar yang ptimal, perlu penentuan center magnet (land marking patient) sehingga coil dan bagian tubuh yang diamati harus sedekat mungkin ke center magnet, misalnya pemeriksaan MRI kepala, pusat magnet pada hidung.
6. Untuk menentukan bagian tubuh dibuat Scan Scout (panduan pengamatan), dengan parameter, ketebalan irisan dan jarak antar irisan serta format gambaran tertentu. Ini merupakan gambaran dimensi dari sejumlah sinar yang telah diserap. Setelah tergambar scan scout pada V monitor, maka dibuat pengamatan- pengamatan berikutnya sesuai dengan kebutuhan
7. Pemeriksaan MRI yang menggunakan kontras media, hanya pada kasus-kasus tertentu saja
8. Salah satu kontras media untuk pemeriksaan MRI adalah Gadolinium DTPA yang disuntikan intra vena dengan dosis 0,0 ml / kg berat badan


Nama     : Sekar Septiana Eka Wahyuni
NIM      : 4111171097

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.